"Aku takut nyakitin kamu"
"kita ngga cocok untuk satu sama lain" "Aku ngga ngerti gimana caranya bikin kamu senyum" "Kamu overthinking" "Aku belum siap." "Kayaknya kita ngga akan ke mana-mana" "Aku takut nyakitin kamu" "Kamu bisa dapat yang lebih baik" "Aku kayaknya ngga pantes buat kamu" "Aku terlalu brengsek" "Kita sebenernya apa sih?" "Aku ngga siap buat serius" "Salahnya di aku, kok" "Sama aku kamu ngga akan bahagia" "Kita kan cuma temen" "Aku ngga akan kemana-mana" "Kamu pantes dapat yang lebih baik." Satu kalimat dari mulut, rusak hati pikiran sakit sebadan-badan. Hati-hati ya, hati kamu. Tulisan diatas dari Ibuk Chacha Thaib, yang saat membacanya aja membuatku berpikir "apakah kalimat-kalimat diatas ini merupakan template yang selalu diucapkan mereka -- wahai para lelaki ngga ada akhlak?" Belum genap seminggu, aku m