"Aku takut nyakitin kamu"
"kita ngga cocok untuk satu sama lain"
"Aku ngga ngerti gimana caranya bikin kamu senyum"
"Kamu overthinking"
"Aku belum siap."
"Kayaknya kita ngga akan ke mana-mana"
"Aku takut nyakitin kamu"
"Kamu bisa dapat yang lebih baik"
"Aku kayaknya ngga pantes buat kamu"
"Aku terlalu brengsek"
"Kita sebenernya apa sih?"
"Aku ngga siap buat serius"
"Salahnya di aku, kok"
"Sama aku kamu ngga akan bahagia"
"Kita kan cuma temen"
"Aku ngga akan kemana-mana"
"Kamu pantes dapat yang lebih baik."
Satu kalimat dari mulut, rusak hati pikiran sakit sebadan-badan.
Hati-hati ya, hati kamu.
Tulisan diatas dari Ibuk Chacha Thaib, yang saat membacanya aja membuatku berpikir "apakah kalimat-kalimat diatas ini merupakan template yang selalu diucapkan mereka -- wahai para lelaki ngga ada akhlak?"
Belum genap seminggu, aku mendengar kalimat-kalimat itu semua sama persis darinya. Kalimat yang kudengar darinya sesaat setelah dia bilang "Cuma kamu kok, ngga ada yang lain. Serius. Tapi terserah kamu mau percaya atau tidak". Tidak ada yang bisa aku ucapkan saat mendengar kalimat-kalimat jahat diatas darinya selain, "Kamu jahat" dari ku untuknya yang tak terhitung berapa banyaknya. Siapa sangka, perbincangan dini hari kita akan berujung perang dingin tanpa penyelesaian sampai detik ini. Dan siapa sangka aku masih tersenyum menanti untuknya lagi walaupun hati, pikiran, dan harapan rusak malam itu.
Ps: ada beberapa kalimat (tidak ada diatas, untuk menulis dan mengingatnya saja aku takut karena begitu menyakitkan) yang tanpa sadar membuatku meneteskan air mata saat mendengarnya. Sedikit saja, menandakan betapa perih dan jahatnya kalimat itu.
"Aku ngga ngerti gimana caranya bikin kamu senyum"
"Kamu overthinking"
"Aku belum siap."
"Kayaknya kita ngga akan ke mana-mana"
"Aku takut nyakitin kamu"
"Kamu bisa dapat yang lebih baik"
"Aku kayaknya ngga pantes buat kamu"
"Aku terlalu brengsek"
"Kita sebenernya apa sih?"
"Aku ngga siap buat serius"
"Salahnya di aku, kok"
"Sama aku kamu ngga akan bahagia"
"Kita kan cuma temen"
"Aku ngga akan kemana-mana"
"Kamu pantes dapat yang lebih baik."
Satu kalimat dari mulut, rusak hati pikiran sakit sebadan-badan.
Hati-hati ya, hati kamu.
Tulisan diatas dari Ibuk Chacha Thaib, yang saat membacanya aja membuatku berpikir "apakah kalimat-kalimat diatas ini merupakan template yang selalu diucapkan mereka -- wahai para lelaki ngga ada akhlak?"
Belum genap seminggu, aku mendengar kalimat-kalimat itu semua sama persis darinya. Kalimat yang kudengar darinya sesaat setelah dia bilang "Cuma kamu kok, ngga ada yang lain. Serius. Tapi terserah kamu mau percaya atau tidak". Tidak ada yang bisa aku ucapkan saat mendengar kalimat-kalimat jahat diatas darinya selain, "Kamu jahat" dari ku untuknya yang tak terhitung berapa banyaknya. Siapa sangka, perbincangan dini hari kita akan berujung perang dingin tanpa penyelesaian sampai detik ini. Dan siapa sangka aku masih tersenyum menanti untuknya lagi walaupun hati, pikiran, dan harapan rusak malam itu.
Ps: ada beberapa kalimat (tidak ada diatas, untuk menulis dan mengingatnya saja aku takut karena begitu menyakitkan) yang tanpa sadar membuatku meneteskan air mata saat mendengarnya. Sedikit saja, menandakan betapa perih dan jahatnya kalimat itu.
Komentar
Posting Komentar