That Smile
Seperti biasa, berangkat sekolah sedikit telat pukul 6.55am. Berjalan sedikit lambat seperti biasa dari tempat parkir. Seperti biasa juga dia berjalan bergerombol dengan sahabat-sahabatnya. Semuanya seperti biasa, hingga dia melewatiku yang sedang berdiri tanpa ekspresi melihat kearahnya. Dan! Hingga dia tersenyum kearahku!
Senyum yang sangat tulus, senyum yang sangat hangat dipagi itu, senyum yang sungguh menakjubkan bagiku, senyum yang bisa melelehkan es di Antartika, senyum yang bisa menyegarkan musim kemarau.
Dan tatapan itu, tatapan yang tertuju ke mataku, tatapan yang langsung menembus hatiku, tatapan yang tajam namun hangat.
Awalnya aku berfikir, benarkah dia tersenyum padaku? Apakah aku bermimpi? Ada apa dengan dia sehingga tersenyum padaku? Tidak seperti biasanya? Hmm apa ternyata dia juga diam-diam mengagumiku seperti aku mengaguminya?
1001 pertanyyaan berputar diotakku, sehingga pikiran untuk membalas senyumnya pun tidak terbersit dibenakku dan tergantikan dengan tatapan 'hah?'. Beberapa waktu berlalu dia tetap tersenyum kearahku, dan aku pun membalasnya dengan senyuman ragu antara percaya dan tidak percaya.
Setelah dia berjalan beberapa langkah didepanku, senyum lebar nan ceria menghiasi wajahku pagi itu. Memcoba membayangkan senyuman mautnya untukku tadi. Akankah aku mendapatkan itu lagi? Kapan? Ah tidak sabar untuk menunggunya!
Senyum yang sangat tulus, senyum yang sangat hangat dipagi itu, senyum yang sungguh menakjubkan bagiku, senyum yang bisa melelehkan es di Antartika, senyum yang bisa menyegarkan musim kemarau.
Dan tatapan itu, tatapan yang tertuju ke mataku, tatapan yang langsung menembus hatiku, tatapan yang tajam namun hangat.
Awalnya aku berfikir, benarkah dia tersenyum padaku? Apakah aku bermimpi? Ada apa dengan dia sehingga tersenyum padaku? Tidak seperti biasanya? Hmm apa ternyata dia juga diam-diam mengagumiku seperti aku mengaguminya?
1001 pertanyyaan berputar diotakku, sehingga pikiran untuk membalas senyumnya pun tidak terbersit dibenakku dan tergantikan dengan tatapan 'hah?'. Beberapa waktu berlalu dia tetap tersenyum kearahku, dan aku pun membalasnya dengan senyuman ragu antara percaya dan tidak percaya.
Setelah dia berjalan beberapa langkah didepanku, senyum lebar nan ceria menghiasi wajahku pagi itu. Memcoba membayangkan senyuman mautnya untukku tadi. Akankah aku mendapatkan itu lagi? Kapan? Ah tidak sabar untuk menunggunya!
Komentar
Posting Komentar